•TIK
Diharapkan Mahasiswa
•Mengetahui peranan
dan pentingnya bahasa Indonesia dalam konsep ilmiah
•Memahami fungsi
bahasa Indonesia sebagai alat untuk menyerap dan mengungkapkan hasil pemikiran
•Menunjukkan rasa wajib pada diri sendiri terhadap pemakaian
bahasa Indonesia.
•
•SEKILAS SEJARAH
BAHASA INDONESIA
BAHASA INDONESIA
ISTILAH INDONESIA
Pertama dikenalkan oleh Logan (berkebangsaan Inggris).
‘indos’ : India, dan ‘nesos’: pulau-pulau.
Adolf Bastian “Indonesien
over die Insels
des Malayishan Archipels”
•Bahasa Indonesia Lama
Bahasa
Indonesia Lama adalah bahasa asli dari Selat Malaka.
Bukti
keemasan Sriwijaya di Palembang abat-7
1.Prasasti Kedukan
Bukit 638 M.
2.Prasasti Talang Tuo
684 M
3.Prasasti Kota Kapur
686 M.
4.Prasasti Karang
Berahi 692 M.
Ditulis
dengan bhs. Melayu Kuna dengan huruf Pallawa.
Dalam
prassasti tersebut masih bercampur dengan bahasa Sansekerta.
Setelah
berabad-abad bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa perhubungan dan pergaulan
atau lingua
franca
•Alasan Bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan:
1.Telah menjadi lingua franca di kawasan nusantara
2.Mudah dipelajari karena kesederhanaan sistemnya (terutama dalam tata bunyi, tata kata, dan kalimat)
3.Keterbukaan suku bangsa Jawa, Sunda dan suku-sukulain menerimanya
4.Adanya kesanggupan bahasa Melayu di pakai menjadi bahasa kebudayaan dalam arti yang luas dan berkembang menjadi bahasa sempurna
•Perkembangan Bahasa Indonesia
1.Sumpah Pemuda pada
Kongres Pemuda 28 Oktober 1928
2.Kongres Pemuda
pertama di Solo 25-28 Juni 1938, menghasilkan kamus istilah serta saran agar
bahasa Indonesia dipakai dalam segala perwakilan sebagai bahasa pengantar.
3.Pendudukaan Jepang.
Bahasa Indonesia menjadi bahasa utama menggantukan bahasa Belanda.
4.Proklamasi
Kemerdekaaan 17 Agustus 1945 menempatkan bahasa Indonesia menjadi bahasa negara
dalam UUD’45, Bab XV, pasal36 dan sekaligus menjadei bahasa persatuan, bahasa
resmi, dan bahasa pengantar di sekolah-sekolah
•Perkembangan Bahasa Indonesia
1.Kongres Bahasa ke – 2
Medan, pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa budaya.
2.28 Oktober 1966
Simposium Bahasa dan Kesusastraan Indonesia di Jakarta.
3.Agustus 1972
Penyempurnaan EYD yang mulai diberlakukan
4.25-18 Februari di
Jakarta Seminar politik bahasa, kedudukan dan fungsi bahasa.
•Pengertian Bahasa
Manusia adalah mahluk berbahasa.
Segala hal dalam hidup manusia senantiasa berkaitan dengan bahasa.
Tak ada satu pun aspek dalam kehidupan manusia yang lepas dari bahasa.
Bahasa adalah dasar pertama-tama dan paling berurat-akar bagi manusia.
•
Bagi manusia, bahasa adalah media yang dipakainya untuk membentuk dan
mengkomunikasikan pikiran dan pikirannya, keinginan dan perbuatannya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan bahasa
sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang
digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri.
•
Dari pengartian yang
diberikan oleh KBBI tersebut ada empat hal yang menarik untuk dicermati.
Pertama, bahasa merupakan
sistem.
Bahasa sebagai sebuah
sistem merupakan suatu susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan
yang bermakna atau berfungsi. Ia terdiri dari unsur-unsur atau
komponen-komponen yang secara teratur menurut pola tertentu, dan membentuk satu
kesatuan.
•
Sebagai sebuah sistem, bahasa sekaligus bersifat sistematis dan sistemis.
Bersifat sistematis, artinya bahwa bahasatersusun menurut satu pola yang tidak tersusun secara acak atau sembarangan.
Sementara secara sistemis berarti bahwa bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tapi terdiri juga dari sub-sistem atau sistem bawahan, seperti sub-sitem fonologi, sub-sistem morfologi, sub-sitem sintaksis, sub-sistem semantik. Kemudian tiap-tiap unsur dalam subsistem-subsistem tersebut juga tersusun menurut aturan atau pola tertentu, yang secara keseluruhan membentuk satu sistem.
Jika tidak tersusun menurut aturan atau pola tertentu, maka subsistem tersebut tidak dapat berfungsi.
•
Hal kedua yang menarik yakni lambang.
Lambang adalah bentuk visual bahasa.
Melalui lambang, bahasa memiliki wujud yang dapat dikenali manusia secara visual.
Manusia adalah animal symbolicum atau mahluk bersimbol. Sebagai mahluk bersimbol atau mahluk berlambang, maka setiap aspek kehidupan manusia hampir selalu bersentuhan dengan simbol atau lambang. Simbol atau lambang menandai sesuatu yang lain secara konvensional, tidak secara alamiah dan langsung. Untuk mengenalinya diperlukan pengenalan terhadap konvensi yang melatari lambang tersebut. Misalnya, tanda huruf "P" besar dicoret pada rambu-rambu lalu lintas. Kita tak akan mengenali bahwa tanda tersebut berarti bahwa kendaraan dilarang parkir apabila kita tidak mengenal konvensi tentang rambu-rambu lalu lintas.
Manusia adalah animal symbolicum atau mahluk bersimbol. Sebagai mahluk bersimbol atau mahluk berlambang, maka setiap aspek kehidupan manusia hampir selalu bersentuhan dengan simbol atau lambang. Simbol atau lambang menandai sesuatu yang lain secara konvensional, tidak secara alamiah dan langsung. Untuk mengenalinya diperlukan pengenalan terhadap konvensi yang melatari lambang tersebut. Misalnya, tanda huruf "P" besar dicoret pada rambu-rambu lalu lintas. Kita tak akan mengenali bahwa tanda tersebut berarti bahwa kendaraan dilarang parkir apabila kita tidak mengenal konvensi tentang rambu-rambu lalu lintas.
•
Di ruang tengah sebuah rumah kecil terjadi peristiwa kecil.
“Susah sekali memasukan sesuatu kalo dalam kondisi lembek dan lunglai” Suara seorang bapak muda memcahakan keheningan malam itu.
“Susah gimana sih Mas, sini saya bantu. Begini caranya, tinggal dijilat bagian kepalanya dan dibasahin dengan ludah sedikit saja pasti masuk” Jawab istrinya dengan senyuman penuh arti.
Di ruang sebelah adalah kamar Dito kecil, yang lamat-lamat mendengar obrolan kedua orang tuanya disela kantuknya.
Kesokan paginya Si Dito yang baru umnur lima tahun menghadapi kesulitan belajar dengan Bu Tina seorang guru muda yang baru beberapa hari mengajar di TK..
Tanpa ragu Dito mengankat tanganya memohon Bu Tina untuk membantu menjilat dan membasahi kepalanya. Bu Tina mendekat dengan wajah kebingungan dan heran. Disela keresahan hatinya Bu Tina menanyakan masalah yang dihadapi Si Dito.
•
“Kenapa ibu harus melakukan ini sayang” Sapa
ibu guru cantik itu dengan ramah
“Semalam Dito mendengar mama, membantu papa
ketika kesulitan memasukan sesuatu. Dan kali ini Dito mengalami kesulitan
memasukan pelajaran ini ke dalam otak Dito”
Hingga sekolah usai Bu Tina masih diglayuti
rasa kebingungan. Keesokan harinya mama Dito dipanggil ke sekolah.
……………………
•
Badai pasti berlalu.
Badai pasti berlalu!
Badai pasti berlalu?
•
Itu burung Pak Amat.
Itu burung Pak Amat!
Itu burung Pak Amat?
•
Hal berikutnya yang patut dicermati dari pengartian yang diberikan KBBI atas bahasa adalah arbitrer.
Arbitrer adalah tidak adanya hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya.
Dengan kata lain, hubungan antara bahasa dan wujud bendanya hanya didasarkan pada kesepakatan antara penurut bahasa di dalam masyarakat bahasa yang bersangkutan. Misalnya, lambang bahasa yang berwujud bunyi kuda dengan rujukannya yaitu seekor binatang berkaki empat yang biasa dikendarai, tidak ada hubungannya sama sekali, tidak ada ciri alamiahnya sedikit pun.
Hubungan antara lambang bahasa yang berwujud bunyi kuda dengan rujukannya yaitu seekor binatang berkaki empat yang biasa dikendarai tersebut baru memiliki hubungan karena kebetulan dalam bahasa Indonesia konsep "binatang berkaki empat yang biasa dikendarai" tersebut dilambangkan dengan bunyi kuda.
•
Sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer,
yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi,
dan mengidentifikasikan diri, bahasa terdiri dari dua bagian besar yaitu bentuk dan
makna.
•
Bentuk bahasa adalah bagian bahasa yang dapat diserap oleh pancaindra manusia entah dengan mendengar ataupun membaca. Bentuk bahasa dapat dibagi atas dua bagian yaitu unsur-unsur segmental dan unsur-unsur suprasegmental. Unsur-unsur segmental adalah bagian dari bentuk bahasa yang dapat dibagi-bagi atas bagaian-bagian atau segmen-segmen yang lebih kecil, seperti wacana, kalimat, kalusa, frasa, kata, morfem, suku kata, dan fonem. Sementara unsur-unsur suprasegmental adalah bagian dari bentuk bahasa yang kehadirannya tergantung dari unsur-unsur segmental.
•
Unsur-unsur suprasegmental bahasa terdiri dari
intonasi dan unsur-unsur bahawannya yang kehadirannya tergantung dari
unsur-unsur segmental. Unsur intonasi adalah tekanan (keras/lembutnya
arus-ujaran), nada (tinggi/rendahnya arus-ujaran), durasi (panjang/pendeknya
arus ujaran), dan perhentian (pembagian dalam arus-ujaran).
•
Makna bahasa juga dikenal
sebagai arti. Makna atau arti ini merupakan isi yang terkandung di dalam arus
bunyi yang menyebabkan adanya reaksi. Setiap makna dapat menimbulkan reaksi
tertentu. Adanya makna ini membuat setiap orang dapat memahami dan melakukan
reaksi terhadap lawan bicaranya.
Makna banyak bentuknya, ada makna leksikal (makna yang timbul dari kata tertentu), ada makna sintaktis (makna yang timbul karena rangkaian kata-kata yang membentuk frasa, klausal, kalimat), dan ada juga makna wacana (makna yang timbul dari sebuah wacana).
Makna banyak bentuknya, ada makna leksikal (makna yang timbul dari kata tertentu), ada makna sintaktis (makna yang timbul karena rangkaian kata-kata yang membentuk frasa, klausal, kalimat), dan ada juga makna wacana (makna yang timbul dari sebuah wacana).
•Fungsi Bahasa
(Secara Umum)
(Secara Umum)
Fungsi yang pertama dari bahasa adalah media komunikasi.
Sebagai bagian dari masyarakat, manusia membutuhkan media agar dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Untuk dapat memenuhi kebutuhannya dalam berkomunikasi itu manusia membutuhkan bahasa. Bahasa adalah media komunikasi antar manusia. Sebagai media komunikasi, bahasa digunakan oleh manusia sebagai anggota masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sesama anggota dalam masyarakat yang dia huni.
•
Hubungan atau
komunikasi ini dapat dilakukan secara perseorangan ataupun secara berkelompok.
Dalam penggunaan sebagai media komunikasi secara berkelompok, bahasa dapat
dipergunakan sebagai sarana untuk menjalin kerja sama dengan pihak lain, baik
untuk kepentingan perseorangan, kelompok, maupun kepentingan bersama. Selain
itu, bahasa, dalam fungsinya
sebagai media komunikasi, juga dapat dipergunakan untuk bertukar pendapat,
berdiskusi, atau membahas suatu persoalan yang dihadapi.
•
Bahasa berfungsi sebagai media ekspresi diri.
Sebagai media ekspresi diri, bahasa merupaka sarana untuk mengekspresikan atau mengungkapkan segala sesuatu yang mengendap di dalam pikiran dan perasaan manusia. Selain itu, sebagai media ekpresi diri, bahasa juga seringkali digunakan untuk menyatakan keberadaan atau eksistensi seseorang kepada orang lain.
Sebagai media ekspresi diri, bahasa bukan saja mencerminkan gagasan dan pikiran, melainkan juga mencerminkan perasaan dan perilaku seseorang.
Sebagai media ekspresi diri, bahasa merupaka sarana untuk mengekspresikan atau mengungkapkan segala sesuatu yang mengendap di dalam pikiran dan perasaan manusia. Selain itu, sebagai media ekpresi diri, bahasa juga seringkali digunakan untuk menyatakan keberadaan atau eksistensi seseorang kepada orang lain.
Sebagai media ekspresi diri, bahasa bukan saja mencerminkan gagasan dan pikiran, melainkan juga mencerminkan perasaan dan perilaku seseorang.
•
Fungsi ketiga dari bahasa sebagai media integrasi dan adaptasi sosial.
Sebagai alat integrasi, bahasa memungkinkan setiap penuturnya merasa diri dengan kelompok sosial masyarakat yang menggunakan bahasa yang sama, sehingga para anggota dari kelompok sosial tersebut dapat melakukan kerja sama dan membentuk masyarakat bahasayang sama. Sementara sebagai media adaptasi sosial, bahasa memungkinkan seseorang menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan anggota masyarakat lain yang menggunakan bahasa yang sama.
•
Fungsi keempat dari bahasa adalah sebagai media kontrol sosial.
Sebagai media kontrol sosial, bahasa dapat digunakan untuk mengatur berbagai aktivitas sosial, merencanakan berbagai kegiatan, dan mengarahkannya ke dalam suatu tujuan yang diinginkan. Selain itu, dalam fungsinya sebagai media kontrol sosial, bahasa dapat juga dipakai untuk menganalisis dan mengevaluasi berbagai aktivitas yang dilakukan oleh seseorang. Sebab dengan bahasa seseorang dapat memberikan perintah atau instruksi kepada seseorang lainnya untuk melakukan suatu aktivitas atau melarangnya melakukan aktivitas tersebut. Dengan kata lain, dalam fungsinya sebagai media kontrol sosial, bahasa dapat dimanfaatkan untuk mengontrol segala aktivitas yang dilakukan manusia.
•Fungsi Bahasa Secara Khusus
1.Tujuan Praktis
untuk mengadakan hubungan sehari-hari atau pergaulan sehari-hari
2.
Tujuan Artistik
pemuasan rasa estetika
3.
Tujuan Filosofis
mempelajari naskah-naskah kuno
4.
Mempelajari Ilmu Lain
sebagai alat untuk mengetahui dan memahami ilmu lain
•Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional
Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa
Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975
menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai
(1)lambang kebanggaan
nasional,
(2)lambang identitas
nasional,
(3)alat pemersatu
berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan
bahasanya, dan
(4)alat perhubungan
antarbudaya antardaerah.
•Sebagai Lambang Kebanggaan Nasional,
•Bahasa Indonesia ‘memancarkan’ nilai-nilai sosial budaya luhur bangsaIndonesia. Mencerminkan kebnaggaan nasional yang patut dijunjung tinggi dan mempertahankan keberadaanya. Realisasi kebanggaan sebagai bangsa kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bngga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
•
•Bahasa Indonesia
merupakan ‘lambang’ bangsa Indonesia. Ini beratri, dengan bahasa Indonesia
akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai
bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang demikian itu, maka kita harus menjaganya
jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai
bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang
sebenarnya.
•Sebagai Alat Pemersatu Bangsa
•Dengan fungsi yang ketiga memungkinkan masyarakatIndonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasaIndonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
•Sebagai Alat Penghubung Antardaerah
•Dengan fungsi
keempat, bahasa Indonesia sering kita rasakan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari. Bayangkan saja apabila kita ingin berkomunikasi dengan seseorang
yang berasal dari suku lain yang berlatar belakang bahasa berbeda, mungkinkah
kita dapat bertukar pikiran dan saling memberikan informasi? Bagaimana cara
kita seandainya kita tersesat jalan di daerah yang masyarakatnya tidak mengenal
bahasaIndonesia? Bahasa Indonesialah yang dapat menanggulangi semuanya itu.
Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala
aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang
berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
kemanan (disingkat: ipoleksosbudhankam) mudah diinformasikan kepada warganya. Akhirnya,
apabila arus informasi antarkita meningkat berarti akan mempercepat peningkatan
pengetahuan kita. Apabila pengetahuan kita meningkat berarti tujuan pembangunan
akan cepat tercapai.
•Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara
“Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai
(1) bahasa resmi kenegaraan,
(2) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
(3) bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan
(4) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
•Bahasa Resmi Kenegaraan
Pemakaian pertama yang membuktikan bahwa
bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaran ialah digunakannya bahasa
Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu
dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan
kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.
•
Keputusan-keputusan,
dokumen-dokumen, dan surat-surat resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan
lembaga-lembaganya dituliskan di dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato
atas nama pemerintah atau dalam rangka menuanaikan tugas pemerintahan diucapkan
dan dituliskan dalam bahasaIndonesia. Sehubungan dengan ini kita patut bangga
terhadap presiden kita, Soeharto yang selalu menggunakan bahasa Indonesia dalam
situsi apa dan kapan pun selama beliau mengatasnamakan kepala negara atau
pemerintah.
•Bahasa Pengantar Resmi di Lembaga-lembaga Pendidikan,
•Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai bhasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Hanya saja untuk kepraktisan, beberapa lembaga pendidikan rendah yang anak didiknya hanya menguasai bahasa ibunya (bahasa daerah) menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah anak didik yang bersangkutan. Hal ini dilakukan sampai kelas tiga Sekolah Dasar.
•
•Sebagai konsekuensi pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan tersebut, maka materi pelajaran ynag berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri. Apabila hal ini dilakukan, sangatlah membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek). Mungkin pada saat mendatang bahasa Indonesia berkembang sebagai bahasa iptek yang sejajar dengan bahasa Inggris.
•
Bahasa Resmi Perhubungan pada Tingkat Nasional untuk Kepentingan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan serta Kepentingan Pemerintah
Bahasa Resmi Perhubungan pada Tingkat Nasional untuk Kepentingan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan serta Kepentingan Pemerintah
Sebagai fungsinya di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh orang kedua (baca: masyarakat).
•Bahasa Resmi dalam Pengembangan Kebudayaan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Serta Teknologi Modern.
Kebudayaan nasional yang beragam itu, yang berasal dari masyarakat Indonesia yang
beragam pula, rasanya tidaklah mungkin dapat disebarluaskan kepada dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia dengan bahasa lain selain bahasa Indonesia. Apakah mungkin guru tari Bali mengajarkan menari Bali kepada orang Jawa, Sunda, dan Bugis dengan bahasa Bali? Tidak mungkin! Hal ini juga berlaku dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern. Agar jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lain, hendaknya menggunakn bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis lewat lembaga-lembaga pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.
•Latihan
1.Jelaskan maksud dari bahasa sebagai arbitter!
2.Jelaskan, beberapa alasan mengapa bahasa Melayu Kuna mudah diterima oleh suku dan bangsa lain!
•
Tidak ada komentar:
Posting Komentar